1. Latar Belakang Pemikiran
Sejak tahun enam puluhan (1960), pemuda-pemuda Indonesia banyak yang kuliah di perguruan tinggi Saudi Arabia, khususnya di perguruan tinggi Islam, seperti Al-Jami`ah Al-Islamiyah di Madinah, Jami`ah Al-Riyad, Jami`ah Al-Imam Ibnu Sa`ud di Riyad, Jami`ah Ummul Qura di Mekkah, Jami`ah Al-Malik Abdul Aziz di Jeddah dan Jami`ah Al-Bitrul (Universitas Perminyakan) di Zahran. Selama di Saudi, mereka menjadi sangat erat persaudaraannya dan merasa senasib dan sepenanggungan di perantauan, terutama yang sama-sama mendapatkan "minhah" dari Kerajaan Saudi Arabia. Perbedaan suku, almamater dan latar belakang organisasi pun tidak menjadikan halangan untuk kekompakan mereka yang sama-sama dari Indonesia.
Sampai dengan tahun delapan puluhan, mereka menghimpun diri dalam organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). Pusat kegiatannya di Madinah dan komisariatnya di kota masing-masing, seperti Mekkah, Jeddah, Riyad dan Zahran. Setiap musim haji, PPI Saudi Arabia mensponsori pertemuan mahasiswa Indonesia se-Timur Tengah. Kadang-kadang mahasiswa Indonesia dari Eropah yang kebetulan sedang melakukan ibadah haji pun turut bergabung. Bahkan kamar mahasiswa Indonesia yang berada di Madinah dan Mekkah tidak jarang menjadi tempat menumpang mahasiswa dari negara lain. Sebaliknya, ketika mahasiswa Saudi (maksudnya: mahasiswa Indonesia yang belajar di Saudi) sedang berlibur ke Eropah, Mesir, Maroko dan negara lainnya, mereka ditampung oleh rekan-rekan mahasiswa di sana.
Sayangnya, setelah diberlakukannya asas tunggal secara represif oleh penguasa Orde Baru, PPI Saudi Arabia terpaksa membubarkan diri dan setelah itu kegiatan ide-ide mahasiswa Indonesia menjadi sangat minimal.
Setelah mereka kembali ke Indonesia sesuai dengan periode masing-masing, mereka terpencar ke seluruh daerah Indonesia, ke tempat asal di mana mereka berdomisili. Mereka jadi sulit bertemu karena -- selain berjauhan -- berbeda profesi dan aktifitas. Beruntunglah mereka yang menjadi da`i yang disponsori Atase Agama Saudi Arabia. Setahun sekali mereka bertemu. Para alumni yang bertempat tinggal di Jabotabek, ada acara pertemuan setiap Selasa awal bulan hijriah di kantor Atase Agama Saudi Arabia. Itu pun jumlahnya hanya puluhan orang saja.
Alumni perguruan tinggi Saudi Arabia sudah banyak yang menjadi fungsionaris di berbagai posisi, termasuk posisi tertinggi di legislatif, seperti Ketua MPR dan di birokrasi, seperti Menteri Agama dan di lembaga keulamaan seperti Ketua MUI Pusat dan Iman Besar Masjid Negara Istiqlal. Begitu juga di orpol dan ormas dan berbagai perguruan tinggi. Posisi dan potensi mereka tidak bisa diabaikan dan tidak boleh terabaikan. Kenyataan ini mestinya mendorong terbentuknya suatu organisasi atau lembaga yang menyatukan potensi mereka dan mengkoordinasikannya sehingga umat yang sudah terseok-seok ini bisa terbantu dan target dakwah Islam menjadi lebih mudah tercapai dan hasilnya akan lebih optimal.
2. Pemicu
Di pertengahan tahun lalu (2007), Yang Mulia Duta Besar Saudi Arabia (Syaikh Abdurrahaman Al-Khayyath) datang berkunjung ke kantor MUI Pusat untuk memperkenalkan diri sebagai Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia yang baru di Indonesia. Dalam kesempatan itu, kebetulan saya (Cholil Ridwan) termasuk yang menyambut dan menerima kedatangannya. Setelah diperkenalkan bahwa saya salah seorang ketua MUI dan alumni Universitas Islam Madinah, serta merta Pak Dubes bertanya, "Berapa jumlah alumni perguruan tinggi Saudi Arabia di Indonesia?. Saya jawab, "Jumlahnya ada ribuan dan saya sendiri tamatan Madinah tahun 1975 ketika wakil rektornya Syaikh Bin Baz". Kemudian beliau mengusulkan agar saya mengkoordinasikan para alumni untuk mendirikan perhimpunan alumni perguruan tinggi Saudi Arabia. Saya katakan, "Insya Allah".
Sebulan kemudian, saudara Zaitun berkunjung ke rumah saya dan menceritakan bahwa dia diminta oleh Direktur LIPIA untuk melakukan hal yang sama dengan yang diminta oleh Pak Dubes itu. Sepekan kemudian kami berkunjung ke Kedubes Saudi Arabia di Jalan Tendean dengan didampingi oleh saudara Abdullah Said Baharmus. Juga ikut beberapa aktivis alumni Madinah yang masih muda-muda yang sejak pertemuan di Kuala Lumpur telah bekerja keras menginventarisasi data alumni. Pak Dubes sangat mendukung dibentukan lembaga atau organisasi yang akan menghimpun para alumni perguruan tinggi Saudi Arabia dari periode awal hingga sekarang.
3. Asas Organisasi
Organisasi ini berasaskan Islam
4. Tujuan
Organisasi ini didirikan bertujuan "menghimpun alumni perguruan tinggi Saudi Arabia untuk bersama-sama memperjuangkan kepentingan Islam dan umat Islam", dan menjaga hubungan antara bangsa Saudi dan bangsa Indonesia yang bersaudara karena iman.
5. Nama Organisasi
Organisasi ini bernama "Perhimpunan Alumni Perguruan Tinggi Saudi Arabia", disingkat PAPTSA, atau "Alumni Saudi". Alasan menggunakan kata "perhimpunan" karena ketika masih di Saudi, organisasi mahasiswa Indonesia menggunakan kata "perhimpunan", yaitu Perhimpunan Pelajar Indonesia yang disingkat PPI.
6. Kantor dan Pengurus
Kantor PAPTS harud di Jakarta, dan pengurusnya pun harus bertempat tinggal di salah satu dari kota Jakarta, Depok, Tangerang atau Bekasi (Jadetabek). Pengurus adalah seorang alumni yang cukup senior, berpengalaman aktif dalam suatu organisasi Islam dan menyatakan bersedia untuk aktif. Susunan pengurus terdari dari Dewan Pembina dan Dewan Pengurus. Susunan pengurus diusahakan terdiri dari alumni semua perguruan tinggi di Saudi Arabia dan juga diusahakan mewakili unsur golongan umat Islam selama golongan tersebut tidak termasuk kelompok sesat dan menyesatkan dan bukan organisasi terlarang.
7. Anggota dan Keanggotaan
Anggota organisasi alumni perguruan tinggi Saudi Arabia adalah benar-benar seorang alumni dari salah satu univesitas di Saudi Arabia atau alumni Fakultas Syariah yang berada di LIPIA Jakarta sebagai cabang dari Universitas Al-Imam Ibnu Su`ud Al-Islamiyah. Adapun posisi Ketua Umum dan Sekretaris Umum sepantasnya dipegang oleh alumni perguruan tinggi yang berada di Saudi Arabia.
8. Kegiatan
Alumni Saudi (anggota PAPTSA) diusulkan mempunyai berbagai kegiatan, antara lain:
- Menjadi pusat informasi bagi anggota, baik tentang perkembangan di Saudi Arabia maupun perkembangan umat Islam internasional khususnya di Indonesia.
- Mengusahakan beasiswa bagi putra-putri alumni.
- Berperan aktif bersama organisasi Islam lain untuk mempersatukan umat.
- Memasyarakatkan bahasa Arab dalam pertemuan-pertemuan para ulama dan aktifis organisasi Islam, terutama dalam pembahasan hukum oleh majelis-majelis fatwa. Juga menggalakkan penggunaan bahasa Arab pada kop surat, papan nama setiap Orpol dan Ormas serta lembaga Islam.
- Mengadakan lomba menulis dan pidato serta deklamasi dalam bahasa Arab dengan hadiah menarik yang berasal dari raja Saudi Arabia, atau setidaknya dari Menteri Pendidikan Kerajaan Saudi Arabia.
- Mengadakan Pekan Bahasa Arab.
- Berusaha dengan bekerja sama dengan Atase Agama Saudi Arabia dan organisasi Islam lain, membendung aliran sesat dari luar sehingga tidak berkembang di Indonesia, seperti Ahmadiyah dan Syi`ah serta faham SEPILIS (Sekularisasi, Pluralisme, dan Liberalisme Agama).
- Mengelola Pusat Islam yang didanai oleh Kerajaan Saudi Arabia.
- Menyalurkan alumni yang baru untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di Indonesia.
9. Periode Kepengurusan
Pergantian pengurus dilakukan setiap 3 tahun sekali. Susunan pengurus yang baru dimusyawarahkan oleh Pleno Dewan Pembina.
10. Penutup
Kerangka Acuan ini bisa menjadi bahan untuk menyusun AD/ART organisasi. Tidak ada yang diharapkan kecuali rido Allah semata dan kepada smua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembentukan organisasi alumni ini diucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya.
Ditulis di Jakarta pada tanggal 3 Rabi`ul Awal 1429
Panitia Pembentukan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Saudi Arabia
tanda tangan
Ahmad Cholil Ridwan, LC (Ketua S.C).
NB: Kerangka Acuan ini disalin kembali dengan sedikit penyuntingan di blog ini oleh Saifulah Kamalie, alumni Universitas Islam Madinah, Fakultas Bahasa Arab, tahun 1984.